R- Bukan inisial gebetan

#sopan #baku


Jadi gini, saya banyak bertanya-tanya dan mengamati. Akhir-akhir ini saya banyak bertanya-tanya, mengamati dan seenaknya menghakimi. Hal apa, vins? Satu hal yang akhir-akhir ini bener-bener membawa rasa muak dan kekaguman saya membuncah. Naik turun. Dan berputar-putar. Masih dalam lingkup pikiran dan hati, tapi bikin capek sendiri. 

 

Remaja ya. Iya, remaja. Saya remaja. Kamu mungkin remaja. Ah, ngakuu, pasti kamu remaja! Remaja itu apa ya? Remaja itu peralihan. Masa peralihan dimana semua anak, semua manusia berada pada masa dimana mereka lagi norak-noraknya, lagi jatuh cinta-jatuh cintanya, lagi gaul-gaulnya dan lagi stalk sana-stalk sini, dapet sejuta inspirasi dan berekspresi. 

 

Trus apa salahnya? Gak tau, saya juga remaja, jadi saya juga ngalamin semuanya. Dan memperhatikan semua hal itu, secara langsung, terjadi sama orang-orang disekitar saya, satu persatu, jelas dan gak jelas. Lucu. 

 

Remaja, remaja. Labil dan palsu. Seenaknya dan tukang ikut-ikutan. Kotak ide dan pengubah bangsa.

Remaja, remaja. Semuanya berbakat dan sulit ditebak.

 

Apa yang bikin muak? Apa yang bikin kagum?

Saya ketemu banyak banget orang pas jalan bareng acer, menjelajah dunia maya. Ini ngeri. Betapa banyak banget remaja yang ga bisa jadi dirinya sendiri. Satu kelompok permainan, bener-bener punya sesuatu yang plek. Sama. Banyak omong dan kosong. Ngeri.

Betapa, di kubu “mengagumkan” mereka berekspresi sesuai hati. Indah dan unik. Sejujurnya, keindahan dan keunikan itu bikin iri. Punya gambaran masa depan, membangun dari biji, mengusahakan perubahan. Semangat dan antik.

 

Poinnya?

Poinnya, kenapa remaja yang bikin muak itu masih ada? Bismillah, dan eksis? Ga jelas, seragam, luntang-lantung dan mengumbar. Duh, saya ngomong apa ya. Maaf. Tapi ini bener. Kenapa kelompok mereka masih ada? Gak beda ya, sebenernya derajatnya dari alay. Bukan maksud menjelekkan alay, walau emang bener jelek. Tapi remaja memuakkan gak pernah ngaca. Seringnya ngumbar aib seakan mereka yang paling. Paling. Paling. Apa sih, sebel sendiri kan jadinya.  Oke, namanya juga remaja. Itu tadi, ini masa. Nanti pasti bakal lewat seiring berjalannya waktu. Ya nggak? Tapi sebaiknya diilangin secepatnya lah. Daripada bikin emosi. *sigh* Saya yang salah. Maaf. Saya rasa tulisan ini juga bagian dari masa itu. 

 

Belajarlah untuk berkaca diri sendiri. Buat perubahan sejak dini, rancang sesuatu yang berguna. Semangat dan salam hangat. Aduh rimanya banyak. Asik. Dah!

 

 

 

Comments

  1. gue kira..........nama gebetan. ha.

    ya remaja. kita gak bisa nyalahin mereka dong (atau kita sendiri) karena secara gak langsung kita adalah bagian dari mereka.
    gue juga termasuk. yang labil. yang kepengen eksis. yang kepengen ini itu....

    ha. lebih banyak berkaca yuk. introspeksi masing masing walaupun kita akan tetep blame on others :p

    ReplyDelete
  2. haha betul sekali wid (worship) gue juga masih banyak harus ngaca. tapi masa ini pasti bakalan lewat dan tinggal nyisa enek-eneknya aja pas nginget2 masa lalu nantinya :P

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalkan Jejakmu

Popular posts from this blog

Tergelak di Ujung Sajak

Sekarang