Posts

Showing posts from February, 2012
Berapa kali kesalahan harus diulang, sampai akhirnya kita sadar bahwa kesalahan adalah salah? Sampai kapan pikiran kita berhenti berspekulasi tentang berjuta pembenaran atas sebahagian besar hal yang kita perbuat? Kapan segala dari diri kita kembali ke keadaan awal?-- Keadaan dimana imunitas akan "guilt" yang besar itu masih belum terperawani nyali? Kemana perginya rasa takut? Kemanakah ia yang tak berani melukan repetisi atas apa yang diyakininya menyimpang?

Rasa

... ... ... "Kamu benar.   Nggak semua harus dipikir pakai otak.   Nggak semua hal harus diketahui sebab-musababnya. Kadang ada hal-hal tertentu yang hanya perlu dirasa.    Nggak kurang, nggak berlebih.   Dirasakan: bentuk utuhnya; seluk lekuknya; kehangatannya; prosesnya saat tumbuh, membesar, dan retak..kemudian meledak lewat buncahan dari tiap partikelnya; hingga proses ketika titik-titik itu dengan perlahan melebur jadi lelehan.    Rasa itu.       Hingga ia akhirnya habis. Lenyap jadi asap—dengan sebagian darinya menyatu menjadikan diri kita yang sekarang."  Rangkaian kata-katanya meluncur lancar tanpa dibuat-buat. Pandangannya lurus, menerawang. Tak lama kemudian ia kembali fokus dengan secangkir cokelat hangat di tangannya, lalu menyesapkannya dengan penghayatan maksimal.  Sejurus kemudian mengalihkan pandangannya kepada lawan bicaranya. Seakan ada yang terlupa. "Hilang, tanpa kita perlu merasa kehilangan." tambahnya. Lalu ia ter

POTRET TELEVISI

Image
Tivi, Berisi banci Laki laki menjadi wanita seksi Namun wanita seksi Tidaklah didandani serupa lelaki Melainkan dipoles menjadi lebih seksi Semata agar rating meninggi Tivi, Media penyalur tiada henti 24 jam mengisi frekuensi; Pagi berita artis terkini, Siang berita selebritas priyai, Malam berita pejabat korupsi Begitu saja terus dari hari ke hari  Televisi kosan, Selalu mati kubiarkan Hanya ada untuk hiburan Lewat perasaan kepunyaan Tidak kurang, Namun memang berlebih kadang Karena tidak jarang Ada teman datang Dan sunyi akan menyerang Bila tivi kubiarkan tertidur tenang Televisi kosan,   Maka hanya kunyalakan Jika: Satu , dikunjungi teman  Maka hanya kunyalakan Jika: Dua , tiba di malam minggu yang kurang nyaman (Yaitu malam minggu tanpa teman) (Dan atau malam minggu tanpa ajakan makan) (Dan atau malam minggu di mana status Twitter setiap orang berisi kesepian yang lalu membuatku (dan juga kamu * ) jadi ketularan)  Maka hanya kunyalak

Senyum

saya paling suka yang simpul. dengan tetap terkatup, secara impulsif ujung-ujung terangkat cepat, bertahan sebentar, lalu turun lagi. tapi tetap menyisakan hawa sumringah di wajah. saya paling suka yang simpul. sekejap namun sedikit-banyak terselip isyarat. sedikit-banyak punya arti sendiri, tersembunyi. menyenangkan dan instan dalam kesederhanaan. haha, entahlah.