In An Inch


dalam satu inci jarak antara batang hidungku dan batang hidungmu
kita terlibat pertengkaran hebat

yang selalu implisit
yang selalu rumit

kau terjebak dalam sorot pandang lawan bicaramu
aku terjebak dalam kilatan mata lawan bicaraku

dan tak ada satu pun dari kita, 
sebelum sajak ini dibebaskan dari naungannya, 
yang pernah dengan rendah hati yang hati-hati mengakuinya

keadilan  selalu menuntut saksi

tapi apa yang bisa kauharapkan 
dari sekerumunan keramaian yang selalu diam?

dari derap langkah gelap 
yang pada akhirnya hanya menyisakan bekas tapak?

dari guliran bulir hari, 
ke hari,
ke hari,
ke hari,
yang tiada henti
tiada arti?

dari segumpal ingin, 
yang berkembang jadi hasrat, 
yang lalu lenyap, 
lindap?

dari hati,
yang senantiasa mencaci, 
yang berkutat lama dengan beribu alasan 
untuk memungkiri?

dari rindu 
yang sembunyi 
dibalik satu titik 
dua titik 
tiga titik 
empat titik 
takhingga titik-titik rekaan emosi?



dari harapan

yang berhenti berharap?
***

Comments

Popular posts from this blog

Tergelak di Ujung Sajak

Sekarang