In An Inch
dalam satu inci jarak antara batang hidungku dan batang hidungmu
kita terlibat pertengkaran hebat
yang selalu implisit
yang selalu rumit
kau terjebak dalam sorot pandang lawan bicaramu
aku terjebak dalam kilatan mata lawan bicaraku
dan tak ada satu pun dari kita,
sebelum sajak ini dibebaskan dari naungannya,
yang pernah dengan rendah hati yang hati-hati mengakuinya
keadilan selalu menuntut saksi
tapi apa yang bisa kauharapkan
dari sekerumunan keramaian yang selalu diam?
dari derap langkah gelap
yang pada akhirnya hanya menyisakan bekas tapak?
dari guliran bulir hari,
ke hari,
ke hari,
ke hari,
yang tiada henti—
tiada arti?
dari segumpal ingin,
yang berkembang jadi hasrat,
yang lalu lenyap,
lindap?
dari hati,
yang senantiasa mencaci,
yang berkutat lama dengan beribu alasan
untuk memungkiri?
dari rindu
yang sembunyi
dibalik satu titik
dua titik
tiga titik
empat titik
takhingga titik-titik rekaan emosi?
dari harapan
yang berhenti berharap?
Comments
Post a Comment
Tinggalkan Jejakmu