3.141592653589793238462643383

“Buang sampah sembarangan itu kekerasan.”  Tisna Sanjaya, Si Kabayan.

... semesta itu luar biasa. siapa dulu pemiliknya. segala puji bagiNya{} ah.

(sebuah catatan perasaan dari sebuah perjalanan yang berarti, namun tak akan kau mengerti.) biasanya di luar langitnya sedang hujan pukul enam tigapuluhan biasanya di dalam aku-nya sedang duduk di belakang kanan biasanya di sampingku ada seorang teman biasanya kami duduk berdampingan dalam diam, kelelahan baru pulang habis belajar sampai petang dari tempat di mana sekumpulan orang yang sudah muak datang (muak akan apa sih? tentu saja keadaan, sih. kenapa sih? karena kami risih.) tak lama, biasanya salah satu kemudian bicara bisa aku, bisa dia bicara apa saja(kebanyakan mengkhayal) ini, itu, ini, itu. banyak. sampai senang (karna memang itu,kan, gunanya mengkhayal? biar senang. karna realita belum mampu merubah diri jadi riang.) biasanya sampai merasa cukup, lalu tertawa-tawa ternyata belum cukup, lalu menyanyi-nyanyi seperti orang gila pikiran kami semrawut awut-awut seperti.... gumpalan sejumput rambut yang kau pungut dari lubang air di kamar mandi selepas

saya tahu dari kejauhan hatimu diam-diam menjaga, mendamba. terima kasih untuk semuanya, memutar waktu adalah permintaan yang Tuhan manapun nggak akan kasih ke hambaNya. maka, terima kasih untuk segala kesempatan dan cerita dan ingatan dan kehadiran yang telah waktu makan. kita pasti merindu segala. -juni 17