Memoar 1 Februari


suatu petang di rumah makan pinggir jalan
semangkuk sup ikan 
dan ayam bakar dengan sambal yang pula membakar
putaran di derajat tapakan kami sudah membuat kami meninggalkan matahari

di diam yang sama sama sedang kami selami
ia muncul duluan ke permukaan
dan berkata: 
"jika kau mati
"nanti
"kauingin dunia mengenangmu sebagai apa?

"kauingin aku mengenangmu sebagai apa?"

***
ingatan

***

pertanyaannya tak pernah akutahu harus jawab apa

tapi jika sekarang aku harus mempertanyakan hal serupa padanya
aku memilih untuk tidak bertanya
karena dia, membentuk sendiri, tentang bagaimana dirinya harus kukenang

sebagai apa
sebagai siapa
sebagai yang bagaimana
***

Comments

Popular posts from this blog

Tergelak di Ujung Sajak

Sekarang