Mencoba mengerti
akhir-akhir ini saya merasa mempelajari sebuah subjek pelajaran lebih seperti memahami watak seseorang. kenyataannya ilmu memang sehidup itu.
salah seorang dari kita mungkin menganggapnya teman lama, mungkin juga keluarga, yang ketika ada yang membicarakan si subjek, tentu ia tahu pasti tentang bagaimana cara terbaik menghadapinya, kelakuannya, apa yang ia suka, apa yang ia benci, kebiasaannya, segala hal tentangnya.
di sisi lain, salah seorang dari kita bisa saja baru bertemu dengannya. selayaknya sebuah pertemuan pertama, bisa saja meninggalkan kesan baik, kesan buruk, atau bahkan yang terburuk adalah tak berkesan. sebuah pertemuan bisa mengantarkan kita dan dirinya pada pertemuan-pertemuan lain yang dinanti, atau dibenci. yang diterka-akan seperti apa, dipelajari. pertemuan yang membawa seseorang pada pengungkapan kepribadian si subjek lebih jauh.
mungkin dalam proses belajar yang kita perlukan hanyalah berprasangka baik pada sebuah subjek, bahwa mengenalnya akan membawa diri kita kepada lebih banyak kebaikan.
mungkin juga, saya pikir, kita juga perlu berhenti iri pada teman lama mereka. mungkin kesulitan kita dalam memahami dirinya ini adalah sebuah kesulitan yang sama yang pernah semua orang alami. mungkin kesan kompleks yang timbul darinya sekarang, ketika kita baru saja hapal kulit luar dari sifatnya, adalah kesan wajar yang memang setiap orang rasakan ketika baru mengenalnya.
setiap frekuensi keterlibatan kita dengannya akan membawa kita pada level pemahaman lebih tinggi. mungkin kita hanya perlu menerima apa adanya. memang akan dibutuhkan banyak kesabaran dan keikhlasan, tapi kembali lagi: mungkin kita hanya perlu percaya dan berdoa, bahwa dengan senantiasa berprasangka baik, suatu hari diri kita dan dirinya akan menjadi teman baik yang saling mengerti.
makasih vins buat paragraf terakhirnya :)
ReplyDelete