Kita, Tanpa Harap Tanpa Cemas, Akan
Kita telah terperosok di jurang yang sama, dengan keadaan tidak paham apa-apa. Tersesat, kala itu acap mengumpat "bangsat", namun kemudian perlahan mengubur penat, dan mengatur siasat.
Kita mulai berjalan sebagai 'kami' yang saling meluruskan yang berkelok. 'Kami' yang menjernihkan yang keruh, yang membulatkan yang rapuh, yang membuahkan jawaban untuk setiap persoalan.
Kita terus berjalan sebagai 'kami' yang saling memahami. Menjadikan setiap bahu sedia, setiap jiwa senantiasa ada.
Kita tetap berjalan sabagai 'kami' yang saling meneriaki rasa takut milik satu sama lain. Menyuntikkan ramuan doktrin dengan dosis paling tinggi bahwa rasa takut kita hanya ilusi yang berjubah emosi.
Kita akan terus berjalan bersama, sampai kita bisa menertawakan semua derita lama, sampai kita bisa berdiri tegap dibawah naungan rasa bangga, sampai berbunga semua tunas kita, sampai tua, sampai lupa, dan kembali kepadaNya. Semoga.
Kita mulai berjalan sebagai 'kami' yang saling meluruskan yang berkelok. 'Kami' yang menjernihkan yang keruh, yang membulatkan yang rapuh, yang membuahkan jawaban untuk setiap persoalan.
Kita terus berjalan sebagai 'kami' yang saling memahami. Menjadikan setiap bahu sedia, setiap jiwa senantiasa ada.
Kita tetap berjalan sabagai 'kami' yang saling meneriaki rasa takut milik satu sama lain. Menyuntikkan ramuan doktrin dengan dosis paling tinggi bahwa rasa takut kita hanya ilusi yang berjubah emosi.
Kita akan terus berjalan bersama, sampai kita bisa menertawakan semua derita lama, sampai kita bisa berdiri tegap dibawah naungan rasa bangga, sampai berbunga semua tunas kita, sampai tua, sampai lupa, dan kembali kepadaNya. Semoga.
Comments
Post a Comment
Tinggalkan Jejakmu