Taring Kehidupan

pertama tama diam membungkam mulutmu
ada ruang tamu dalam dadaku yang selalu
kubuka pintunya
untuk kauketuk agar kaudapat masuk.
aku hidangkan 2 gelas air mata padamu
dari hasilku menangis di perjalanan pulang
sore tadi.

aku pun bertanya,
"mengapa ia mudah sekali
menyudahi mimpi-mimpi
yang pernah sama-sama
kita
bangun bersama?"

kau pun menjawab,
"mungkin dia hanya
senang
menciptakan mimpi.
aku juga hanya
senang
menciptakan mimpi."

aku bertanya lagi,
"mengapa tidak kau ciptakan
mereka, dan kau simpan semua
di bawah kolong tempat tidurmu,
tempat dari mana semua iblis
akhirnya akan menampakkan
diri mereka satu-persatu?
dengan begitu

mimpimu, dan mimpimu

yang beririsan dengan
milik siapa saja
dapat menampakkan dirinya
kelak."

lalu kau menjawab,
"aku selalu bilang
pada siapa saja yang mengiris
mimpi mereka untukku,
bahwa aku akan melahapnya
sampai habis.

aku selalu bilang.

tapi kau  dan mereka
tetap membungkus
semua dalam kardus,
menjejalkan hal,
menekan dan memaksakan
agar semuanya dapat kaumasukkan
untuk lalu kau tendang
ke kolong kasurku
yang sesak"

aku diam saja lalu
aku tenggak segelas air mataku
sampai habis,
"lantas untuk apa lagi kita bermimpi?
jika kau hanya akan mengenyangkan
waktu dengan bola-bola mimpi
yang kaucocol sambal
lalu kaulahap hingga tinggal
tersisa remah-remah"

kau tersenyum tenang,
senang,
kemudian kau tertawa
"hahaha
hahahahahaha
hahahahahahahaha"

dan mulai terbahak,
bahakmu lalu huruf kapital
yang kian diperbesar

bahakmu
sangat kencang

sampai semua liur liurmu
menghujani meja
ruang tamuku

katamu,
"HAHAHAHAHAHHAHAHAHH
HAHAHAAHAHAHAHAHAHAH
HAHAHAAHAHAHAHAHAHHA
AHAHAHAHAHAHAHHAAHHA
AHAHAHHAHAAHAHAHAHHA
HAHAHAAHAHAHAHAHAHAH...

memang,
rasanya
nikmat."



***
Bandung, 21 September 2014

reuni singkat yang melahirkan lontaran-lontaran "gila lu ya"
dan menyisakan banyak tanda tanya yang diawali "kenapa" seiring kendaraan bermotornya menjauh dihisap gelapnya ujung gang.

yaitu reuni singkat yang memberi jawaban kompleks atas apa kabar, akibat kehidupan kehidupan yang sudah tak lagi sungkan memperlihatkaan taring mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Tergelak di Ujung Sajak

Sekarang