Posts

Tergelak di Ujung Sajak

tapi pada setiap pertemuan selalu ada ciuman dan tangan untuk berpegangan dan sela badan nya yang hangat di pelukannya tapi bisa jadi segalanya masih terlampau jauh untuk itu dilepaskan nya batas di antara mereka dua pasang bola mata saling menatap dalam saling merengkuh dan mereka perlahan menyatu diawali satu kecup cepat di kening satu kecup di mata kiri satu kecup di mata kanan satu kecup di ujung hidung lalu ia terhenti, dan sajak ini tak dilanjutkan lagi. __ 27 Mei 2019 merayakan kesudahan dan keinginan untuk tak pernah memilikimu lagi. aku tergeletak di ujung sajak ini. 

Sampai Jumpa di

rumah baru

Tameng

Image
Ada sebuah suara datang dari  puncak bukit bagian barat daya Dari sela-sela pinus pinus runcing melalui labirin belukar Sahutnya tersaring jejaring laba-laba Gemanya memenuhi ruang gerak angin Suara itu bagai igauan liar yang  menggeram panjang dan memilukan Mengisi sunyi dan mencemaskan Aku berdiri di tengah pendakian Memikirkan senda gurauan dunia yang  kutinggalkan di bawah sana Aku menuju puncak bukit untuk  menyaksikan seberapa bulat suaramu dapat  memantul di antara undakan persawahan Untuk mengintai langkahku dan  menjadi bingung di  persimpangan sungai kering berbatuan, Untuk mengendap-endap di balik bambu- bambu ingin menyakitiku dengan  rekaman masa lalu Untuk menandai patok setelah tapakku  karena kaubenci menjadi tersesat  di antara sebuah semesta yang tak kaukenali Karena kau lebih benci  dihantui suara lain dari atas sana Sehingga jeritmu padaku redam Sehingga pekakmu tak lagi dapat  menyayat ingatan Sehingga partikelmu tak lag

On A Birthday Greeting

Bulan memudar cantik menarik jiwa hitam memang menang menyerang terang tapi mekar fajar akan menari dibalut dendang untaian senandung salam alam pagi Selamat ulang tahun. ***  Bandung, 6 April 2015 belated

Pilihan Ganda

Image
aku melihat A menikam punggung B setelah B menikam C setelah C menikam D E terpercik darah B E menikam A A antisipatif maka selamat A mengundang E dalam sebuah kesempatan E datang bersama F A menyuguhkan segelas (yang tampak seperti) susu. hangat. sehingga F yang menyenangi susu (lebih dari apapun) (apalagi hangat) tak ragu untuk melancarkan satu seruput lantas apa? lantas F lumpuh oleh air tuba lantas apa? lantas E terbahak hingga tersedak * adalah sekotak miniatur alam semesta yang sedang bergulir dalam detak-detak tak hingga adalah sebotol mini biang emosi yang satu tetesnya bisa mengenyahkan memori adalah sebuah lingkaran setan dengan dekorasi paling indah dengan setan-setan menjelma bidadari-bidadari paling rupawan adalah pembuktian bahwa tak ada lagi yang bisa aku percaya *** Bandung, 2015 hidup adalah panggung sandiwara

Kesempatan

Dulu ia menghabiskan banyak waktunya untuk membaca buku. Rela menyisihkan uang jajan dan menahan godaan akan kudapan asal-asalan di waktu rehat demi bisa "berbelanja" setumpuk koleksi baru untuk mengisi raknya. Di dalam buku, ia bepergian jauh dan berpikir dengan cara di luar keadaan nalarnya. Dengan buku, sebuah sore remang, dan kesunyian, ia bersama dirinya bersembunyi dibalik kisah suatu sosok dan bergumul dengan banyak jenis perasaan. Dengan buku, sebuah akhir minggu siang malas, dan sekelebat-sekelebat suara kendaraan, ia dapat pulang bergandengan dengan satu relung yang ia temukan di dalam dadanya. Kadang ada rindu, dan ketakjuban di saat yang sama ketika ia  teringat masa lampaunya. Entah sejak kapan kebiasaan itu memudar kemudian perlahan hilang saja. Dan kini bahkan ia sudah lupa di mana letak kenikmatan membaca. Kini bahkan setengah halaman cerita bisa membuatnya mengerjapkan mata. Kini bahkan selembar ratus ribuan terasa lebih nyata untuk dihabiskan bersama