Posts

Showing posts from December, 2012

ngerokok bentar

sore itu hujannya cuma rintik tapi terus-menerus tergelincir dari langit tanpa jeda. sedang malas kebasahan nampaknya jadi alasannya untuk lalu berhenti di tepi gedung itu serta menatap guliran demi guliran lebih dari 536789421761543 bulir air yang sedang berpentas di hadapannya, dengan kosong. sudah 2 menit 41 detik ia berdiri sendirian di sana, diam dengan tangan yang bersedekap di dada, dan menenggelamkan diri menyaksikan panggung masif alam raya. 46 47 48 .. .. .. *** ' hidup kayak gini ya, ternyata.'   ia merogoh saku bajunya menemukan sekotak putih sahabatnya. ' sekalinya di atas, bikin terbang banget...'  ia membuka ujung kotak itu dengan sebelah tangan, luwes, mengambil satu puntung putih lalu menjepitnya di antara bibirnya yang kering. ' namanya terbang mana ada sih yang pingin turun, ya kan ' yang ada pinginnya diterbangin makin tinggi .' ia merogoh saku celananya menemukan si sumber api, menjentikkannya ke pangkal si puntung, lalu

sepenggal kisah sarapan

ini tentang kita; pada suatu pagi ketika kau tiba-tiba datang pascatenggelam dalam pitam tentang kita; pada suatu ketika di kedai roti pinggiran kota ku yang pagi itu kita sambangi, dengan disambut kuak aroma segar ragi manis dan kerlip lampu warna-warni dari julang tinggi pohon artifisial di sudut ruangan kita; dalam diam dan kucur coklat panas yang mengisi penuh gelas kecilku serta seruput cepat kau pada jus jambu merahmu kita; yang seiring berkutiknya jarum jam dalam konstan detik mendesirkan rindu lewat lalu-lalang embus angin yang dibawa mendung kala itu * ada hal bernama pertemuan di sana * tapi entah apa yang harus makna ciptakan agar segala hal singkat tak hanya melekat dalam ingat, tapi juga kelak dapat dipanggil cepat kala hasrat sedang mencekat entah apa yang harus makna ciptakan agar segala rangkai kata yang terucap bisa cukup cakap dalam mendikte rasa tanpa ada satupun terlongkap entah apa yang harus makna ciptakan agar waktu bisa se

sajak satu desember

tapi malam-malam tak pernah terlalu malam dan pagi-pagi selalu datang tanpa kita pernah amini di sela saat lintap kantuk melahap menelan rindu bulat-bulat menelan jarak bulat-bulat menelan sajakmu bulat-bulat menelan lagu-lagumu bulat-bulat kita berjanji untuk bertemu lagi nanti di alam mimpi di kecupan lembut remang subuh yang membalut dingin menyelimuti tubuh sebagai sepasang jiwa kembar, yang menjadikan masing-masing sebagai sumber debar